Organisasi dan Kepemimpinan Nurhadi Kusumo Yuwono Disampaikan dalam acara Workshop Kepemimpinan Prodi Elektronika A kademi T ekno...

Organisasi dan Kepemimpinan

Organisasi dan Kepemimpinan
Nurhadi Kusumo Yuwono

Disampaikan dalam acara
Workshop Kepemimpinan Prodi Elektronika
Akademi Teknologi Warga Surakarta 2019/2020
Sabtu, 21 Desember 2019.

  1. Pembukan.
  2. Game
    1. Buat kelompok
      1. terdiri dari 5 orang. Waktu 2 menit..
      2. Media : kertas dan alat tulis.
    2. Buat struktur organisasi kelompok anda dengan kriteria kemampuan sebagai berikut :
      1. sebuah organisas yang siap untuk membuat program kegiatan selama satu tahun.
      2. melaksanakan sebuah kegiatan dengan perencanaan yang baik.
      3. Merencanakan evaluasi kegiatan dengan baik.
    3. Diskusi evaluasi mengenai organisasi yang telah dibuat
  3. Pengantar : Organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
  4. Organisasi
    1. Tujuan Organisasi. Mengacu pada pengertian organisasi, tujuan organisasi tidak hanya fokus pada tercapainya visi dan misi perusahaan saja, namun juga peningkatan penghasilan yang melebihi biaya produksi. Ini yang membedakan organisasi profit dan non-porift. Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini:
      1. Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
      2. Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
      3. Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan, dan pembagian kerja.
      4. Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
      5. Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
      6. Organisasi dapat membantu individu-individu untuk menambah pergaulan dan memanfaatkan waktu dengan baik.
      7. Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.
    2. Tujuan organisasi secara umum dibagi menjadi tiga, diantarnya:
      1. Tujuan Organisasi Jangka Pendek. Ini merupakan tujuan organisasi yang harus tercapai dalam waktu cepat dan berkala. Tujuan jangka pendek ini menjadi acuan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan jangka panjang. Periode waktu tujuan jangka pendek ini disesuaikan dengan periode keuangan sebuah organisasi.
      2. Tujuan Organisasi Jangka Menengah Ini merupakan tujuan organisasi yang harus tercapai dalam waktu menengah atau lebih lama dari tujuang jangka pendek.
      3. Tujuan Organisasi Jangka Panjang Ini adalah tujuan atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang dapat terealisasi setelah melakukan misi organisasi. Biasanya disebut dengan tujuan strategis. (https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html#pengertian_organisasi_secara_umum)
    3. Fungsi Organisasi yang berkaitan dengan tujuan dibentuknya organisasi meliputi fungsi pedoman, fungsi legitimasi, fungsi standarisasi, fungsi motivasi dan fungsi rasionalisasi
      1. Fungsi Pedoman. Artinya yakni tujuan tersebut menjadi panduan bagi anggota dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyalurkan usaha mereka dalam mewujudkan tujuan sehingga memberikan arah mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
      2. Fungsi Legitimasi. Maksudnya tiap kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi, harus memiliki sumber legitimasi yang melindunginya sehingga organisasi mampu mengumpulkan dukungan dan pengakuan dari lingkungan di sekitarnya.
      3. Fungsi Standarisasi Standar ini yang mengatur mengenai standar tujuan yang diraih dalam organisasi setelah tujuan telah disepakati oleh semua anggotanya. Pada akhirnya akan diukur persentase keberhasilan berdasar standar yang ditetapkan terhadap realita yang dihasilkan.
      4. Fungsi Motivasi. Maksudnya anggota organisasi mendapatkan motivasi guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Ada banyak cara untuk memenuhi tujuan ini, salah satunya memberi bonus atau hadiah untuk memberi motivasi anggota guna mencapai tujuan organisasi.
      5. Fungsi Rasionalisasi. Tujuan organisasi diperlukan guna membuat suatu organisasi menjadi tetap rasional dan bergerak menuju satu tujuan. Tujuan organisasi bergerak bersamaan dengan struktur organisasi yang telah dibuat dan ditetapkan. Sumber : https://www.zonareferensi.com/tujuan-organisasi/
    4. Manfaat organisasi
      1. mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya;
      2. mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan);
      3. wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama;
      4. wadah mengembangkan potensi dan Spesialisasi yang dimiliki seseorang (motif berprestasi);
      5. wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja;
      6. wadah mengelola lingkungan bersama-sama;
      7. wadah mencari keuntungan bersamasama (motif uang);
      8. wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan);
      9. wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan);
      10. Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks;
      11. wadah menambah pergaulan;
      12. wadah memanfaatkan waktu luang Sumber : https://www.asikbelajar.com/12-tujuan-dan-manfaat-organisasi/
    5. Struktur Organisasi.      Secara umum struktur organisasi merupakan sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja dalam sebuah organisasi yang terdapat pada masyrakat. Pasalnya dengan adanya struktur organisasi ini kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang bisa dikoordinasikan dengan baik. Tidak hanya itu, dengan adanya struktur organisasi tersbut kita bisa mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perinta dan penyampaian laporan. Sumber : https://sinau.info/struktur-organisasi/
  5. Kepemimpinan
    1. Pengertian Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal) organisasi yang telah ditentukan. Sumber :(https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/ pengertian-kepemimpinan.html)
    2. Gaya Kepemimpinan
      1. Gaya Kepemimpinan Demokratis Menurut Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepimpinan dimana anggota organisasi/kelompok diberikan kebebasan dalam mengutarakan pendapat, ide ataupun gagasan. Pemimpin menekankan kesederajatan dan sering melakukan interaksi, konsultasi atau musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya kepemimpinan yang paling disukai karena dapat mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran, kecerdasan dan keberanian berpendapat bawahan- bawahannya.
      2. Gaya Kepemimpinan Otokratis atau Otoriter Jika gaya kepemimpinan demokratis berpusat pada bawahan atau anak buah, Maka gaya kepemimpinan otokratis adalah sebaliknya. Gaya kepemimpinan otokrasi adalah gaya yang memusatkan diri pada atasan. seluruh keputusan diambil berdasarkan pertimbangan pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan dituntut untuk menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka. Peran bawahan dalam pengambilan keputusan terbatas atau bahkan tidak ada. Atasan akan menentukan lewat komunikasi satu arah, apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana caranya, kapan waktunya hingga seperti apa tugas dikerjakan. Gaya otokratis ditandai dengan banyaknya perintah atau petunjuk yang diberikan atasan. gaya kepemimpinan ini membutuhkan kepatuhan total bawahannya untuk menjalankan prosedur- prosedur yang telah dibuat. 
      3. Gaya Kepemimpinan Instruktif Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi atau pengarahan langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru). Biasanya sifat instruksi atau pengarahan itu sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang harus dilakukan, bagaimana hingga kapan harus dilakukan. Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan memberikan pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru bekerja. Selain itu kepemimpinan instruktif ini juga memiliki kadar direktif yang relatif tinggi. Kadar supportifnya juga rendah sehingga dianggap tidak efektif untuk menggali potensi sumber daya manusia dari bawahan. Bahkan gaya kepemimpinan yang satu ini bisa membuat kualitas pegawai lebih rendah. 
      4. Gaya Kepemimpinan Delegatif Tujuan gaya kepemimpinan delegatif ini adalah untuk melatih anak buah dalam menyelesaikan persoalannya sendiri dalam sebuah organisasi hingga perusahaan tanpa harus melibatkan peran atasan lebih banyak. Banyak atasan menggunakan gaya kepemimpinan yag satu ini tidak hanya dalam rangka membuat operasional perusahaan berjalan dengan baik. Namun banyak atasan mempertimbangkan untuk menggunakan gaya kepemimpinan delegatif ini dalam rangka memaksimal potensi bawahan. Dalam gaya kepemimpinan delegatif, bawahan lebih banyak dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik saat bekerja, mengajukan ide-ide kreatif hingga motivasi tinggi.
      5.  Gaya Kepemimpinan Birokratis Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya memimpin yang mengacu pada peraturan. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan birokratis adalah perilaku taat prosedur. Ketaatan ini tidak hanya berlaku untuk dirinya sebagai atasan namun juga untuk bawahan yang berada dalam kepemimpinannya. Selain taat prosedur, atasan dengan gaya kepemimpinan birokratis ini juga lebih banyak mengambil keputusan sesuai prosedur, lebih kaku dan tidak fleksibel. Karakteristik yang dapat dikenali dapat gaya kepemimpinan birokratif adalah adanya keputusan yang berpusat pada atasan. Biasanya semua keputusan yang dibuat dan berkaitan dengan pekerjaan akan ditentukan oleh atasan. Sementara bawahan menjadi pihak yang wajib menjalankannya. Atasan juga menjadi penentu standar bawahan untuk melaksanakan tugas. Atasan juga akan memberikan sanksi yang jelas jika bawahan tidak memiliki kinerja sesuai prosedur standar kerja yang berlaku.
      6. Model Kepemimpinan Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif sebetulnya adalah nama lain dari gaya kepemimpinan demokratis. gaya partisipatif menuntut peran aktif atau partisipasi bawahan  dalam mengambil keputusan. Karena itu setiap kali keputusan diambil, atasan tidak akan mengambil keputusan secara sepihak tanpa harus berdiskusi lebih dulu dengan bawahan. Mengingat pentingnya peran bawahan atau anggota dalam kepemimpinan partisipatif, perwujudan kepemimpinan ini membuat atasan harus lebih proaktif. Mendekati bawahan dan memastikan langsung mengenai tanggapan karyawan terhadap keputusan yang diambilnya.
      7. Gaya Kepemimpinan Konsultatif Dalam beberapa pembahasan, gaya kepemimpinan konsultatif ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya kepemimpinan partisipatif. Pasalnya gaya kepemimpinan partisipatif  menghendaki adanya peran aktif dari bawahan untuk mendukung atasan. Keterlibatan bawahan dalam hal ini anak buah sangat besar dalam proses pengambilan keputusan hingga apapun yang ditentukan oleh atasan. Namun penerapan gaya kepemimpinan konsultatif ini lebih kepada atasan yang meminta pendapat bawahan atas keputusan yang akan diambil. Jika dalam gaya kepemimpinan demokratis peran bawahan menjadi sangat penting karena memiliki derajat yang sama besarnya dengan atasan dalam mengambil keputusan. Sementara dalam gaya kepemimpinan konsultatif ini, peran bawahan juga tetap cukup besar, namun sifatnya hanya menjadi konsultan bagi atasan. Dengan kata lain, atasan akan selalu berkonsultasi atau berdiskusi dengan bawahan namun hak mutlak pengambilan keputusan masih ada di tangannya. 
      8. Gaya Kepemimpinan Situasional Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang memimpin yang menggunakan berbagai macam gaya kepemimpinan berbeda-beda (demokratis, otoriter, delegatif dll) yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan dari bawahan atau pegawai dan kondisi yang ada. Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional ini cenderung menyadari jika tidak ada acuan baku gaya kepemimpinan terbaik. Atasan yang sukses cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang fleksibel. Meski cenderung berubah-ubah sesuai dengan kondisi anggota atau anak buah, namun biasanya atasan dengan gaya kepemimpinan situasional memiliki beberapa karakter yang dapat dibaca. Setidaknya ada beberapa karakter atau gaya yang selalu dilakukan seorang atasan yang mengadopsi kepemimpinan situasional. Diantaranya telling directing atau lebih banyak memberitahu, menunjukkan dan memimpin juga menetapkan. Selain itu atasan juga akan lebih banyak selling coaching atau menjual, menjelaskan sekaligus memperjelas dan membujuk. Participating supporting atau mengikutsertakan hingga memberi semangat dan bekerja sama. Dan juga delegating atau memberikan delegasi, mengawasi sekaligus menyelesaikan.
      9. Gaya Kepemimpinan Paternalistik. Adalah gaya kepemimpinan yang sangat tergantung pada seseorang.
      10. Gaya Kepemimpinan Egaliter. Pemimpin yang tidak mengedepankan persamaan derajat dengan bagian yang dipimpin
      11. Gaya Kepemimpinan TransformatifKepemimpinan transformatif didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi organisasinya. Sumber : https://www.kompasiana.com/audiendro/55006e4fa33311926f5110e3/kepemimpinan-transformatif
      12. Gaya Kepemimpinan Autocratic Autocratic merupakan Bahasa Yunani yang terjemahannya kurang lebih “one who rules by himself.”. Autocratic Leadership merupakan gaya kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau keraguan.. Dalam membuat keputusan, gaya kepemimpinan ini tidak melakukan konsultasi kepada bawahan serta tidak menerima masukan. Bawahan diharuskan untuk patuh tanpa diberikan penjelasan. Sumber : https://medium.com/@TERRAITB/leadership-style-apa-gaya-kepemimpinanmu-dcc65ec5e1a2
      13.  Gaya Kepemimpinan Laissez Faire. Pemimpin bertipe laissez faire menghendaki semua komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan diserahkan pada bawahan. Karena arti lassez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan faire adalah bebas. Jadi pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar–benar mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua kebutuhan sekolah dengan mandiri.  Pemimpin laissez-faire merupakan kebalikan dari kepemimpinan otokratis, dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan untuk mengambil langkah-langkah sendiri alam menghadapi sesuatu. Jika pemimpin otokratis mendominasi, maka tipe pemimpin laissez-faire ini menyerahkan persoalan sepenuhnya pada anggota. Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, sebab ia membiarkan kelompoknya berbuat semau sendiri. Dalam rapat sekolah, kepala sekolah menyerahkan segala sesuatu kepada para tenaga kependidikan, baik penentuan tujuan, prosedur pelaksanaan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, serta sarana dan prasarana yang akan digunakan. Kepala sekolah bersifat pasif, tidas ikut terlibat langsung dengan tenaga pendidikan, dan tidak mengambil inisiatif apapun. Kepala sekolah yang memiliki laissez-faire biasanya memposisikan diri sebagai penonton, meskipun ia berada ditengah-tengah para tenaga pendidikan dalam rapat sekolah, karena ia menganggap pemimpin jangan terlalu banyak mengemukakan pendapat, agar tidak mengurangi hak dan kebebasan anggota. Sumber : http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-tipe-kepemimpinan-laissez-faire.html
      14. Gaya Kepemimpinan Kharismatik. Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut: (a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas. (b) mengkomunikasikan visi itu secara efektif. (c) mendemontrasikan konsistensi dan fokus (d) mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya. Sumber : https://mufidmuarib17.wordpress.com/2012/05/16/pengertian-kepemimpinan-karismatik/
      15. Gaya Kepemimpinan Servant LeadershipServant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama. https://salamadian.com/teori-model-jenis-macam-gaya-kepemimpinan/
  6. Diskusi 
  7. Kesimpulan
    1. Kepemimpinan dalam organisasi.
    2. Memilih pemimpin.
    3. Menjaga pemimpin.




Sumber tulisan :

5. (https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html)
7. https://www.asikbelajar.com/12-tujuan-dan-manfaat-organisasi/



0 comments: