Komunikasi Massa dalam Industri
Pengertian Komunikasi Massa dalam Industri
Komunikasi massa dalam industry adalah proses penyampaian pesan (informasi, gagasan) kepada orang banyak (publik) dalam usaha atau kegiatan pengolahan barang mentah atau setengah jadi menjadi baranf konsumsi yang meiliki nlai tambah untuk medapatkan keuntungan bagi produsen melalui media massa –media cetak, elektronik/penyiaran, dan media online (internet). Contoh komunikasi massa dalam industry adalah iklan produk di televisi, posting-an iklan di media sosial, dan baliho iklan.
Karakteristik
Komunikasi Massa dalam Industri
Menurut Hafied Cangara (2010:76),
komunikasi massa merupakan salah satu dari komunikasi yang memiliki
perbedaaan signifikan dengan bentuk komunikasi yang lain.
Sifat pesan ini cenderung pada
penyampaian pesan mengenai produk yang dihasilkan produsen. Komunikasi massa dalam
industry memiliki sejumlah ciri atau karakteristik yang khas diantaranya :
1. Komunikator Terlembaga
Komunikator bergerak dalam organisasi
yang merupakan lembaga. Lembaga tersebut menyampaikan pesan komunikasi massa
dalm industry melalui media massa, seperti tv, radio, internet, media sosial,
dan baliho.
2. Pesan bersifat menegrucut dalam bidang industri
Dalam proses komunikasi massa,
pesan-pesan yang disampaikan ditujukan kepada khalayak luas akan tetapi juga
bisa ditujukan pada sasaran market tertentu.
Jadi, proses komunikasi massa
bersifat terbuka dan tersebar di berbagai tempat untuk menarik minat calon
konsumen. Di dalamnya mengandung fakta yang pentung dan menarik untuk menarik
sasaean market yang telah dibuat; bisa seluruh masyarakat, bisa juga kelompok
masyarakat tertentu.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Penerima informasi dalam komunikasi
masa dalam industry bersifat anonim dan heterogen, karena pesan disampaikan
secara umum pada semua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain dan
tidak membedakan suku, ras, agama dan yang memiliki beragam sifat, usia, jenis
kelamin, tempat tinggal, adat budaya, dan strata sosial yang berbeda-beda.
4. Media massa bersifat Keserempakan
Keserempakan adalah keadaan atau
sikap bersama oleh beberapa pribadi. Dalam media massa keserempakan merupakan
kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator
yang berada dalam keadaan terpisah. (Effendy 1981 dalam Elvinaro 2007)
5. Pesan yang disampaikan satu arah
Yang dimaksud ialah terjadinya
komunikasi secara langsung antara komunikator dan komunikan, namun mereka tidak
saling bertemu dan komunikan tidak bisa merespon komunikator secara langsung.
Sedangkan komunikator yang akan mengendalikan komunikasi yang terbentuk.
6. Umpan Balik Tertunda ( Delayed
Feedback )
Umpan balik akan tertunda dikarenakan
komunikator dan komunikan tidak saling bertemu secara langsung, dan komunikan
tidak bisa merespon komunikator dalam waktu yang sama. Hal ini mengakibatkan
adanya keterlambatan komunikator mengetahui respon dari komunikan.
1.
Komunikasi yang lain umpan balik dapat dilakukan secara langsung
misalnya seperti komunikasi antarpersona.
Elizabeth Noelle Neuman (1983:92)
menyebutkan empat tanda pokok dalam komunikasi massa:
1.
Komunikasi massa bersifat tidak langsung.
2.
Komunikasi massa bersifat satu arah.
3.
Komunikasi massa bersifat terbuka.
4.
Memiliki publik yang secara geografis tersebar (khalayak luas).
Jenis-Jenis
Komunikasi Massa dalam Industri
1.
Iklan (Advertising)
2.
Jurnalisme (Journalism)
3.
Humas (Public Relations)
4.
Media Sosial (Social Media).
Elemen
Komunikasi Massa
1.
Komunikator. Penyampai pesan. Diperngaruhi oleh budaya, persaingan, kompleksitas,
biaya.
2.
Pesan. Terdiri
dari: Kode (Kata-kata tertulis, kata-kata terucap, foto, suara musik), Konten
(Isi program acara, berita/ informasi media).
3.
Komunikan/ khalayak. Karakteristiknya: Berjumlah besar dan banyak, heterogen, anonim,
terpisah secara fisik.
4.
Media.
Tujuh media lembaga, yaitu buku, surat kabar, majala, radio, televisi, rekaman dan komputer.
5.
Gatekeeper, demi pers yang bertanggung jawab. Fungsinya berwenang menghilangkan
pesan, meningkatkan jumlah dan pentingnya sebuah pesan, mengurangi jumlah dan
pentingnya pesan.
6.
Regulator.
Fungsinya mengatur dan mengontrol media yang keberadaannya di luar media.
Seperti pemerintah yang menyensor, pemasang iklan yang kecewa, dan khalayak
yang resah.
7.
Feedback.
Jenisnya: Representative feedback, Cumulative feedback, Quantitative feedback,
Institutionalized feedback, Indirect feedback, Delayed feedback.
8.
Filter.
Berupa filter fisik, non fisik dan budaya yang ada.
Efek
Komunikasi Massa
Setiap proses komunikasi mempunyai dampak
atau hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek dalam komunikasi massa terbagi
menjadi kognitif, afektif, dan konatif. Efek akan muncul kepada seseorang yang
menerima pesan komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Menurut Donald K. Robert, efek
hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh
karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan
media massa (Ardianto, 2004:48).
Menurut Onong Uchyana Effendy (2006),
yang termasuk dalam efek komunikasi massa adalah:
1.
Efek Kognitif (Cognitive effect) –pengetahuan.
2.
Efek Afektif (Affective effect) –perasaan, emosi.
3.
Efek Konatif atau Efek Behavioral (Behavioral effect) –perilaku.
Model-Model Efek Komunikasi Massa
Werner Severin dan James Tankard Jr.
1. Model teori peluru (bullet theory
model)
Teori ini dikenal dengan teori
hypodermic needleatau Stimulus Respons yang mekanistis, media massa memiliki
pengaruh besar atas massa audience.
2. Model effek terbatas (limited
effects model)
Model ini muncul sekitar tahun 1940
an. Menurut model efek terbatas komunikasi massa hanya akan efektif apabila
dikombinasikan penggunaannya dengan komunikasi antar pribadi antara opinion
leader dengan followernya.
Komunikasi hanya efektif dalam
informasi pengetahuan dan kesadaran dasar, tetapi kurang efektif untuk mengubah
opini khusus atau untuk mengubah sikap dan perilaku.
3. Model efek moderat (moderate
effects model)
Model ini hasil riset pada tahun 1960
– 1970 an yang menggunakan pendekatan pada posisi audiens dan polakomunkasinya.
4. Model efek kuat
Komunikasi dapat mewujudkan powerfull
effect apabila digunakan dalam program-program yang terencana dengan
menggunakan prinsip mengulang-ulang dan fokus pada audiens yang ditargetkan,
tujuan komunikasi dirumuskan secara khusus.
Referensi: Dennis McQuail, Teori
Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987; William R. Rivers
at.al., Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta,
2003; Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, UMM Press, 2003; Cangara,
Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002; Wiryanto,
2000, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta; Nurudin, 2013, Pengantar
Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta.
Oleh : Yustinus Enrico Febrian / 2B / 2019 - 2 - 069
Sumber : https://romeltea.com/pengertian-komunikasi-massa/
Kembali ke Kata Pengantar | Artikel Sebelumnya - Home - Artikel Selanjutnya
0 comments: